Judul yang mungkin tidak begitu menarik. Tapi artikel ini cukup menarik untuk disimak.Pernah saya berpikir tentang internet sebagai sumber informasi tapi dengan tetap mengindahkan media lain. Yang ini berarti, prosentase pencarian informasi melalui internet seharusnya lebih besar dari pada dari media lain.
Tentang ini sebenarnya bisa dilakukan, mengingat pengguna internet di Indonesia yang banyak. Tapi sepertinya banyaknya pengguna internet tidak sebanding dengan pemanfaatan yang optimal dalam berinternet itu sendiri.
Menilik artikel di kolom SWAKA (Swara Kampus), koran KR (Kedaulatan Rakyat) kemarin, mahasiswa pengguna Twitter dapat dibagi menjadi beberapa tipe. Cukup saya sebutkan yang utama: Pertama, mahasiswa yang memanfaatkan Twitter sebagai media untuk mencari dan membagikan berita-berita yang sedang hangat. Sedangkan tipe yang lain membagikan apapun kegiatan yang sedang dilakukannya.
Terlepas dari adanya tipe ideal, yang seimbang antara membagi berita dengan membagikan kegiatan yang dilakukan pengguna. Tipe yang saya sebutkan pertama adalah tipe yang lebih menarik. Karena apa? Ya karena sifat alami manusia yang suka diberi sesuatu dan "kepo" (ingin tahu). Ini terbukti apabila kita memberikan fasilitas internet pada seseorang (tentu saja yang mengerti internet), orang ini akan membuka website apa saja yang menurut dia menarik dan mencari informasi yang menurut dia perlu diketahui.
Sebenarnya banyak sekali akun Twitter yang berprinsip "membagi". Akun Twitter yang membagi berita tentang teknologi, seperti @DailySocial, @Trenologi, dsb. Yang membahas tentang Jogja seperti @JogjaUpdate. @Kaskus yang menge-tweet thread-thread menarik dari Kaskus.co.id. Berita-berita aktual yang dapat diakses di @kompas, @hidcom, dsb. Banyak sekali akun-akun Twitter yang membagi informasi-informasi menarik selain akun-akun tersebut, dari berita/informasi umum sampai berita/informasi khusus.
Selain Twitter, ada juga akun-akun Facebook resmi dari portal-portal berita, sehingga Facebook pun juga bisa digunakan sebagai sumber informasi.
Alasan pertama di atas, apa yang saya sebut social network bisa menjadi sumber berita aktual.
Pernah memakai fasilitas Feedburner? Atau familiar dengan RSS? Saya tidak menulis apa itu RSS, tapi bagaimana itu RSS. RSS yang bersinggungan langsung dengan website penyedia informasi, mampu menjadi sumber informasi yang handal. Dan saya sudah merasakan fasilitas RSS yang benar-benar powerful.
RSS memudahkan para pembacanya. Sangat repot jika untuk membaca banyak website harus membuka website dalam tab-tab browser. Selain boros memori, pembaca sangat sulit mencari berita-berita terbaru secara cepat.
Website seperti Hidayatullah.com saja sehari bisa mem-posting 20 an post baru. Bisa bayangkan bagaimana repotnya membaca portal berita seperti Hidayatullah.com tanpa menggunakan RSS?
Untuk memanfaatkan RSS feed, saya menggunakan Google Reader, sehingga sangat mudah untuk mengelola dan memanage website-website yang saya subscribe. Saya masukkan website tentang teknologi ke dalam direktori Teknologi, atau tentang agama, saya masukkan dalam direktori Agama. Mudah dan sangat membantu!
Perlu diingat, banyak sekali RSS reader selain Google Reader, jadi terserah pembaca mau cari dan pakai yang mana. Sekali lagi, manusia memang dituntuk untuk "kepo".
Internet berkembang, sangat luar biasa. Dengan memanfaatkan social network dan RSS feed serta mengoptimalkannya, saya yakin tanpa media mainstream/konvensional seperti Televisi, pengguna internet tetap tahu informasi yang sedang banyak dibicarakan orang, bahkan pengguna internet bisa tahu lebih cepat daripada pengguna media mainstream/konvensional.
[Image credit: http://www.flickr.com/photos/comingupforair/432964499 by Matt Forsythe]
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah memberikan komentar! :)